fbpx
15 hari sudah sejak Visa Agriculture “katanya” diluncurkan, dan sudah menghadapi berbagai masalah. Walaupun Aturan Agriculture Visa untuk ASEAN sudah di setujui oleh Gubernur Jenderal (Aturan baru bisa dilaksanakan bila disahkan oleh Gubernur Jenderal), dan Negara yang berpartisipasi sudah bisa mulai mengirimkan Pekerjanya menggunakan Visa Agriculture, sayangnya Visa tersebut BELUM bisa dipakai, karena banyak detail yang belum jelas. Pertentangan sudah mulai bermunculan, dari dalam Australia sendiri pun, Persatuan Buruh khawatir kedatangan Pekerja ASEAN akan menimbulkan exploitasi pekerja dan menekan upah pekerja, sehingga terjadi Pemberian Upah rendah, selain itu otoritas kesehatan mengkhawatirkan terkait tempat karantina yang tidak memadai. Dari Luar Negeri, Pertentangan berasal dari Negara-Negara Pasifik + Timor Lester yang tergabung dalam Pacific Australian Labour Mobility Scheme (PALM) dan menempatakan 15600 pekerja, dan sampai September ini sudah 12000 orang dari PALM yang sudah masuk di Australia. Tahun depan angka tersebut akan berlipat ganda. Selain itu saat ini ada 55000 pekerja PALM yang sudah lulus seleksi dan siap masuk ke Australia. Visa Ag ASEAN seyogyanya hanya tambahan atau Supplement dari Visa PALM, dikhawatirkan dengan dibukanya Visa Ag ASEAN justru akan menggerus angka 55000 tersebut, dan justru bukan sebagai Supplement dari Visa PALM. Selain itu Negara-negara ASEAN juga sudah menyatakan penolakannya. Wakil Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia, Senator Awang Hasim, menolak tawaran Australia sebagai participating Country dari Visa Ag ASEAN, karena adanya kesempatan Permanent Resident sehingga bertolak belakang dengan rencana Malaysianization dari Pemerintah Malaysia. Selain itu ada kekhawatiran terkait Health and Safety karena tidak beda jauh dengan pekerja kelapa sawit, mengapa harus ke Australia? Kamboja juga menyatakan resistensi nya, Menteri Buruh dan Pelatihan Vokasi akan memperketat kandidat yang akan bekerja ke Australia melalui Visa Ag ASEAN, karena dikhawatirkan banyaknya calo-calo yang justru akan memperdagangkan mereka. Bagaimana dengan Indonesia ??? Tidak ada informasi terkait hal itu, email kami ke Kedubes Australia belum mendapatkan balasan. Apakah Indonesia sedang duduk manis menunggu dipinang? Apakah maharnya belum cocok? Apakah Indonesia kurang aktif bernegosiasi seperti FTA AANZ ? Wallahu a’lam bish-shawabi Pada Akhirnya resistensi Birokrat ASEAN akan menambah kecil kemungkinan Visa Ag ASEAN bisa terlaksana sebagai WIN-WIN Solution meningkatkan kesejahteraan petani di Australia dan ASEAN yang selama ini menderita karena PANDEMI. Sumber : eurasiareview.com